Minggu, 24 November 2013

DOSEN


SEBAGAI RAJA DI KERAJAAN ILMU
TINGKAHNYA BERAGAM BAGAI PELANGI
KADANG CERIA SEPERTI PELAWAK
MEMBUAT RAKYAT BERSUKA RIA
KALAU SAMPAI ES MEMANAS
SEPERTI MACAN SIAP MENERKAM
MEMBUAT TAKUT SEGALA ISI
            DOSEN SEPERTI DOSEN
YA MEMANG DOSEN
ITULAH DOSEN
PENGUASA SEGALA ISI
BERMANISLAH  SEPERTI MADU
AGAR RAJA TERSANJUNG PADAMU


Rotasi Kehidupan

Waktu terus berputar tanpa henti 
Hari terus berjalan tanpa tau akhir nya
Matahari kan tetap bersinar sampai pada waktunya
Bulan dan bintang kan selalu menemani suasana malam
Dan kehidupan kan terus berjalan selama kehidupan belum berakhir

Namun...
Kebencian di anataranya masih tetap mendapingi
Kesirikkan antar sesama kan terus terjadi
Teguranmu pun tak membuat jera

Ini adalah kehidupan
suka tidak suka mau dan tak mau harus dihadapi
Berat bila dipikul dan telantar bila dibiarkan
Bersukur, berdoa, meminta kepadamu kan membuat raga ini berarti


manusia dan kegelisahan

          Kegelisahan adalah kata dasar dari gelisah. Perasaan seperti ini biasa nya akan terjadi oleh seseorang ketika seseorang tersebut mengalami tekanan. Tekanan yang dimaksud adalah tekanan yang berasal dari luar dan dalam si penderita, seseorang yang mengalami keadaan ini biasanya tidak tenang dari segi muka, gerak gerik, maupun bahasa tubuh nya. Yang dimaksud tekanan dari luar adalah, seperti contoh ketika ada dosen mengajar dikelas dan kebetulan dosen tersebut adalah salah satu dosen killer di kelas dan pada saat ia mengajar dosen tersebut selalu membuat mahasiswa nya tegang dengan secara tidak langsung seseorang yang akan mengalami pelajaran oleh dosen tersebut gelisah untuk memulai pelajaran dari dosen tersebut. Dan untuk tekanan dari dalam adalah tekanan yang terjadi dan tercipta dari dalam dirinya sendiri.Namun kegelisahan tidak hanya terjadi karena faktor seperti yang di atas kegelisahan bisa saja terjadi atas pengaruh obat yang salah dalam pengomsumsian dan terjadi penolakan dalam tubuh.

   Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :1.    Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.Contoh :  Tini seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air. Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.


2.    Kegelisahan Neurotik (Saraf)Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.Contohnya: Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.


3.    Kegelisahan moral 
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya: Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait merasa gelisah.

RESENSI NOVEL ANGKATAN ‘66

Judul : BILA MALAM BERTAMBAH MALAM


KARYA : PUTU WIJAYA

TEMA : CINTA DAN KEANGKUHAN MANUSIA

TOKOH :
-GUSTI BIANG (pemarah, egois, sombong)
-WAYAN (baik hati, setia, lucu)
-NYOMAN (baik hati, sabar, setia)
-RATU NGURAH (baik, bijaksana, rendah hati, setia)

SINOPSIS :
Di Tabanan Bali,
     Gusti Biang adalah janda almarhum I Gusti Rai seorang bangsawan yang dulu sangat dihormati karena dianggap pahlawan kemerdekaan.Gusti Biang hanya tinggal bersama dengan Wayan,seorang lelaki tua yang merupakan kawan seperjuangan I Gusti Ngurah Rai dan Nyoman Niti seorang gadis desa yang selama kurang lebih 18 tahun tinggal di puri itu.Sementara putra semata wayangnya Ratu Ngurah telah lima tahun meninggalkannya karena ia sedang menuntut ilmu di jawa.
  Sikap Gusti Biang yang masih ingin mempertahankan tatanan lama yang menjerat manusia berdasarkan kasta,membuat ia sombong dan memandang rendah orang lain.
Nyoman Niti yang selalu setia melayani Gusti Biang,haru rela menelan pil pahit akibat sikap Gusti Biang yang menginjak-injak harga dirinya.Telah lama Nyoman Niti ingin meninggalkan puri itu karena ia sudah tdak sanggup menahan radang kemarahan terhadap Gusti Biang.Namun Nyoman selalu urung manakala Wayan yang selalu baik dan menghiburnya membujuknya untuk bersabar dan tetap setia menjaga Gusti Biang demi cintanya pada Ratu Ngurah.
    Nyoman Niti tak kuasa lagi menahan emosi yang bertahun-tahun ia pendam manakala Gusti Biang benar-banar menindasnya. Gusti Biang menuduh Nyoman akan meracuninya dengan obat-obatan yang Nyoman berikan. Bahkan Gusti Biang tidak segan-segan memukul Nyoman dengan tongkat gadingnya. Menimpa ia dan Gusti Biang terulang lagi. Wayan juga Akhirnya Nyoman Niti pun bergegas meninggalkan puri itu. Wayan pun tak mampu menahan kepergiannya. Tapi alangkah terkejutnya Nyoman ketika Gusti Biang membacakan biaya yang dikeluarkannya membiayai Nyoman selama kurang lebih 18 tahun. Nyomn tidak menyangka Gusti Biang setega itu akhirnya Nyoman pergi dengan berurai air mata dalam suasana malam yang sunyi. 
   Wayan pun menyuruh Ngurah pergi mengejar cintanya yaitu Nyoman Niti. Wayan tidak ingin kejadian yang menasehati Gusti Biang agar merestui hubungan putranya dengan Nyoman. Ia juga mengingatkan cinta yang tak samapi antara dirinya dan gusti Biang hanya perbedaan kasta yang membuat kduanya begitu menderita akhirnya Gusti Biang yang bernama asli Sagung Mirah merestui hubungan Ratu Ngurah dan Nyoman.

AMANAT : "SETIAP ORANG HARUS MENGHARGAI SATU SAMA LAIN TANPA MEMBEDAKAN KASTA ATAU DERAJAT"